Jumat, 09 Desember 2016

PEMILIHAN METODE DALAM PEMBELAJARAN



PEMILIHAN METODE DALAM PEMBELAJARAN
Disusun oleh : Pitria Ningsih
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran kepada anak didik. Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, disampingkan mengembangkan pribadinya. Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada murid-murid yang merupakan proses pengajaran (proses belajar-mengajar) itu dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode tertentu.
Dalam dunia pendidikan, kita tidak akan lagi asing mendengar kata-kata atau istilah-istilah mengenai strategi, metode, teknik, taktik dan yang lainnya. Guru yang berperan penting didalamnya, tidak hanya melihat pada satu titik ataupun arah saja. Bukan hanya melihat pada arah murid saja, akan tetapi melihat pada segala aspek yang bisa membuat murid mampu mengerti suatu ilmu yang akan dia ajarkan.
Berkenaan dengan semua itu, guru yang memiliki tugas mulia yaitu menyampaikan suatu ilmu kepada murid, tentu berusaha keras bagaimana ia mampu menyampaikan suatu ilmu tersebut kepada murid. Entah itu dari strateginya, materinya, medianya, metodenya, atau yang lainnya. Disini, kami akan membahasa secara singkat berkaitan tentang bagaimana seorang guru melakukan pemilihan metode yang tepat dalam pembelajaran.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1.      Apa itu metode ?
2.      Apa saja prinsip-prinsip metode pengajaran ?
3.      Apa hubungan antara tujuan dan metodologi pengajaran di sekolah ?
4.      Bagaimana langkah-langkah memilih metode yang tepat dalam pembelajaran ?





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmat (1961) metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid di sekolah. [1]bisa kita katakana bahwa metode itu cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Dalam pembelaaran bahasa Arab, ada istilah yang perlu difahami secara cermat dalam upaya mencari kemungkinan perbaikan cara pembelajaran bahasa Arab untuk memperoleh hasil mkasimal yang ingin dicapai, yaitu :
1.      Pendekatan ( Approach/ المَدْخُلْ) : seperangkat asumsi mengenai hakikat belajar-mengajar bahasa, sifatnya filosofis, dan Wina Sanjaya memaknai istilah ini sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. [2]
2.      Metode : menurut Azhar Arsyad metode itu rencana menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dengan yang lain dan semua berdasarkan pendekatannya. [3]jadi, metode itu merupakan cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
3.      Strategi : sesuatu yang menunjuk pada perencanaan untuk mencapai sesuatu. Perlu ditegaskan bahwa, antara strategi dan metode yang diterapkan oleh guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan. Dan untuk menjalankan strategi, dapat ditetapkan dengan berbagai metode pembelajaran.
4.      Teknik : kegiatan yang dilakukan didalam kelas berdasarkan pendekatan dan metode.
5.      Taktik : gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode pembelajaran tertentu.


B.     Prinsip-Prinsip Metode Pengajaran
Menurut Fathul Mujib, ada beberapa prinsip metode pengajaran yang harus di fahami oleh guru bahasa Arab yaitu :
1.      Jika murid bervariasi, maka perlu mempertimbangkan dibuatnya moving kelas.
2.      Belajar koperatif (menghindari kebosanan). Contoh : siswa yang pintar bahasa Arab mengajari siswa lain yang belum bisa.
3.      Guru sering memberitahukan kemajuan murid. Contoh : Guru memberikan tugas menulis huruf Arab, kemudian jika ada kesalahan penulisan guru tidak langsung menyalahkan .
4.      Guru dituntut memberikan kepercayaan kepada murid untuk memilih tentang apa dan bagaimana belajarnya, sehingga siswa yang sudah cerdas selalu termotifasi dan tidak merasa bosan. Contoh: sikap guru pada murid alumni pesantren yang sebelumnya sudah cukup memahami bahasa Arab, maka guru memberikan motifasi dan kepercayaan bahwa ia memang beda dengan teman yang lainnya, dan ia mampu melakukan yang terbaik.
5.      Guru bahasa Arab sering mengontrol belajar murid, dengan cara memberikan tugas kepada murid.
6.      Guru memberikan contoh model pengajaran bahasa Arab yang menyenangkan.Contoh : guru menggunakan kostum arab, gaya Arab, dan lain sebagainya.
Jadi, guru dituntut untuk tidak berkomunikasai pada satu arah saja, melainkan guru harus melibatkan dan mengaktifkan murid sehingga proses pembelajaran itu menjadi aktif. Guru juga harus pandai-pandai mencptakan suasana belajar, agar suasana belajar senantiasa menyenangkan dan tidak membosankan.[4]
C.    Hubungan Antara Tujuan Dan Metodologi Pengajaran Di Sekolah
Pada prinsipnya, proses pendidikan dan pengajaran di sekolah didalamnya dijiwai oleh adanya empat unsur penting pendidikan, yang kesemuanya berkaitan hingga merupakan suatu kerangka dasar yang tidak lagi mungkin dipisah-pisah. Yang dimaksud unsur-unsur tersebut adalah :
1.      Filsafat hidup bangsa. Seperti di Indonesia yakni : Pancasila.
2.      Tujuan atau cita-cita pendidikan.
3.      Proses atau pelaksanaan pendidikan.
4.      Penilaian pelaksanaan pendidikan.
Jadi, ke empat unsur itu merupakan kerangka yang menampakan hubungan antara tujuan dan metode .dimana hubungan antara keduanya sangat erat, karena metode difungsikan sebagai alat atau usaha mencapai tujuan. Jadi, tujuan pasti menjwai atau menetukan corak metode.[5]
D.    Pemilihan Metode Yang Tepat Dalam Pembelajaran
Ada beberapa factor yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode pembelajaran. Berikut kami uraikan :
1.      Siswa atau Murid :Pemilihan suatu metode pembelajaran, harus menyesuaikan tingkatan jenjang pendidikan siswa. Pertimbangan yang menekankan pada perbedaan jenjang pendidikan ini adalah pada kemampuan peserta didik, apakah sudah mampu untuk berpikir abstrak atau belum. Penerapan suatu metode yang sederhana dan yang kompleks tentu sangat berbeda, dan keduanya berkaitan dengan tingkatan kemampuan berpikir dan berperilaku peserta didik pada setiap jenjangnya.dari  segi  intelektual  pun  sama  ada  perbedaan  yang ditunjukkan  dari  cepat  dan  lambatnya  tanggapan  anak  didik  terhadap rangsangan  yang  diberikan  dalam  kegiatan  belajar  mengajar.  Aspek psikologis  juga  ada  perbedaan  yaitu  adanya  anak  didik  yang  pendiam, terbuka,  dan  lain-lain. [6]
2.      Tujuan pembelajaran yang akan dicapai : Tujuan  pembelajaran adalah  sasaran yang  dituju  dari  setiap  kegiatan  belajar  mengajar. Hal  ini  dapat  mempengaruhi  penyeleksian  metode  yang  harus  digunakan. Metode  yang  dipilih  guru  harus  sesuai  dengan  taraf  kemampuan  yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Jadi metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
3.      Faktor materi pembelajaran : Materi pelajaran memiliki tingkat kedalaman, keluasan, kerumitan yang berbeda-beda. Materi pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi biasanya menuntut langkah-langkah analisis dalam tataran yang beragam. Analisis bisa hanya pada tataran dangkal, sedang, maupun analisis secara mendalam. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat mampu memberikan arahan praktis untuk mengatasi tingkat kesulitan suatu materi pembelajaran.
4.      Situasi belajar mengajar : Situasi  belajar  mengajar  yang  diciptakan  guru  tidak  selamanya  sama. Maka  guru  harus  memilih  metode  mengajar  yang  sesuai  dengan  situasi yang diciptakan.
5.      Fasilita belajar-mengajar :Fasilitas pembelajaran berfungsi untuk memudahkan proses pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan proses pembelajaran. Bagi sekolah yang telah memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap, ketersediaan fasilitas belajar bukan lagi suatu kendala. Namun demikian tidak semua sekolah memiliki fasilitas pembelajaran dengan standar yang diharapkan. Keadaan tersebut hendaknya tidak menjadi suatu hambatan bagi guru dalam merancang pembelajaran yang tetap mampu menjangkau tujuan pembelajaran. Dalam kondisi tertentu, guru-guru yang memiliki semangat dan komitmen yang kuat tetap mampu menyelenggarakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.Fasilitas  merupakan  hal  yang  mempengaruhi  pemilihan  dan  penentuan metode  mengajar.  Fasilitas  adalah  kelengkapan  yang  menunjang  belajar anak  di  sekolah.  Lengkap  tidaknya  fasilitas  belajar  akan  mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
6.      Faktor alokasi waktu pembelajaran :Pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga harus memperhitungkan ketersediaan waktu. Rancangan belajar yang baik adalah penggunaan alokasi waktu yang dihitung secara terperinci, agar pembelajaran berjalan dengan dinamis, tidak ada waktu terbuang tanpa arti. Kegiatan pembukaan, inti, dan penutup disusun secara sistematis.
7.      Guru :Latar  belakang  pendidikan  guru  diakui  mempengaruhi  kompetensi. Kurangnya  penguasaan  terhadap  berbagai  jenis  metode  menjadi  kendala dalam  memilih  dan  menentukan  metode.  Apalagi  belum  memiliki pengalaman  mengajar  yang  memadai.  Tetapi  ada  juga  yang  tepatmemilihnya  namun  dalam  pelaksanaannya  menemui  kendala  disebabkan labilnya  kepribadian  dan  dangkalnya  penguasaan  atas  metode  yang digunakan.[7]
8.      Kelebihan dan Kelemahan Metode :Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Hal ini juga harus diperhatikan oleh guru. Jumlah anak didik di kelas dan kelengkapan fasilitas memiliki andil untuk menentukan tepat tidaknya suatu metode dipergunakan untuk membantu proses mengajar. Metode yang digunakan paling tepat untuk mengajar tergantung dari kecermatan guru dalam meilihnya. Penggabungan metode pun tidak luput di pertimbangkan berdasarkan kelebihan dan kelemahan metode yang manapun juga . Pemilihan yang terbaik adalah mencari titik kelemahan suatu metode untuk kemudian dicarikan metode yang dapat menutupi kelemahan metode tersebut. [8]
Metode yang digunakan guru dalam setiap kali pertemuan kelas telah melalui seleksi yang berkesesuain dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Biasanya guru selalu menggunakan metode lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang lain sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
1)      Nilai Strategis Metode
Pemilihan dan penetuan metode pembelajaran haruslah memperhatikan nilai strategis metode tersebut. Nilai strategisnya yakni metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, dalam kegiatan belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dan peserta didik dalam hal transfer ilmu. Apabila dalam proses mentransfer ilmu guru tidak memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan atau metode yang digunakan kurang tepat, maka guru akan mengalami kesulitan dalam mentransfer ilmu. Selain itu kelas menjadi tidak kondusif atau terjadi kejenuhan dalam kegiatan pembelajaran, akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai. Oleh karena itu, sebelum guru melaksanakan kegiatan belajar sebaiknya guru memperhatikan pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang akan digunakan.
2)      Efektivitas Penggunaan Metode
Efektifitas merupakan kesesuaian, sehingga efektifitas penggunaan metode merupakan kesesuian metode pembelajaran dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pembelajran, sebagai persiapan tertulis. Efektifitas penggunaan metode sangatlah perlu diperhatikan ketika guru hendak memilih dan menentukan metode pembelajaran, karena jika kita salah dalam memilih dan menetukan metode pembelajaran, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.Misalnya, guru telah mempersiapkan rencana secara detail, dengan tujuan pembelajaran anak dapat melakukan atau memperagakan tata cara wudhu. Tetapi ketika di kelas guru menyampaikan materi tersebut menggunakan metode ceramah. Maka hal tersebut tidaklah sesuai, karena tujuan yang ingin dicapai adalah anak dapat melakukan tata cara berwudlu. Sehingga seorang guru haruslah memperhatikan efektifitas penggunaan metode pembelajaran supaya metode tersebut dapat mendukung pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.
3)      Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode
Pemilihan dan penentuan metode pembelajaran sangatlah penting dilakukan oleh seorang guru. Hal ini dikarenakan tidak semua metode pembelajaran dapat digunakan oleh seorang guru dalam hal kegiatan belajar mengajar serta mendukung pencapian tujuan pembelajaran. Apabila guru salah dalam hal memilih dan menentukan metode yang akan digunakan maka tujuan dari pembelajaran tidak akan tercapai. Misalnya guru menentukan tujuan pengajaran yaitu supaya anak didik dapat menuliskan sebagian ayat-ayat dalam surat Al Fatihah atau anak dapat menulis angka dari 1 sampai 40. Untuk mencapai tujuan tersebut guru tidak tepat jika menggunakan metode diskusi, namun yang tepat jika menggunakan metode latihan. [9]
Secara sederhana, metode pengajaran bahasa Arab dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: pertama, metode tradisional/klasikal dan kedua, metode modern. Metode pengajaran bahasa Arab tradisional adalah metode pengajaran bahasa Arab yang terfokus pada “bahasa sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar secara mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa Arab, baik aspek gramatika/sintaksis (Qowaid nahwu), morfem atau morfologi (Qowaid as-sharf) ataupun sastra (adab). Metode yang berkembang dan masyhur digunakan untuk tujuan tersebut adalah Metode qowaid dan tarjamah. Metode tersebut mampu bertahan beberapa abad, bahkan sampai sekarang pesantren-pesantren di Indonesia, khususnya pesantren salafiyah masih menerapkan metode tersebut. Berikut ini beberapa metode yang bisa dipakai dalam pembelajaran :
Adapun macam-macam metode pembelajaran yaitu:
a)      Metode Ceramahyaitu metode yang digunakan seorang guru, yang mana guru menyampaikan hal-hal menarik antusias siswa untuk belajar. Sedangkan seorang murid hanya menjadi pendengar aktif. Metode ceramah terkadang menjadi metode yang kurang efektif sebab siswa hanya dituntut mendengar. Kurang adanya pola komunikasi antar murid dan guru.
b)      Metode Tanya Jawabatau metode komunikasi antar guru dan murid dengan guru mempertanyakan kepada murid berkenan dengan materi-materi sebelumnya pernah dibahas, dan murid menjawab pertanyaan  guru atau sebaliknya guru menjawab pertanyaan murid.Metode ini baik digunakan untuk mengulas pelajar yang telah lalu. Ini metode sangat penting dalam pembelajaran. Manakala murid lupa dengan pembelajaran lalu dengan proses tanya jawab murid akan mengingat-ngingat pembelajaran lalu. Tanya jawab tak harus langsung dari murid bertanya kepada guru. Namun bisa juga antar murid dan murid dengan diadakan diskusi di kelas. Di samping efektif  menjadikanmurid berfikir mendalam. Kondisi kelas yang semula suram menjadi berapi-api, dengan sesi-sesi tanya jawab dan beradu argumen.
c)      Metode diskusimerupakan interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdbatkan topik permasalahan tertentu. Kebanyakan metode ini dipergunakan oleh mahasiswa dengan mahasiswa atau sebaliknya mahasiswa dengan dosen. Namun di sisi lain metode  diskusi ini mempunyai keterbatasan yaitu: menyita waktu yang cukup lama mewajibkan para siswa/mahasiswa mengetahui latar belakang masalah tersebut atau inti permasalahan dan sangat merugikan  bagi siswa/mahasiswa yang malu untuk berbicara. Dengan metode diskusi ini para siswa lebih bisa diskriminasi, toleransi dalam memecahkan masalah.
Dari ketiga metode pembelajaran diatas hanyalah sebagian kecil yang diambil dari berbagai macam metode pembelajaran. Berdasarkan beberapa metode yang telah dipaparkan di atas mengesimpulkan metode yang serasi dengan pembelajaran berbasis kompetensi dalam pengembangan bahasa arab, yaitu: dengan menerapkan metode diskusi dengan bahasa pengantar bahasa arab memungkinkan siswa untuk memaksa kemauan siswa berbicara bahasa arab yang berujung pada kebiasaan. Sampai metode diskusi telah berjalan efektif. Guru diharap mampu menerapkan metode deduktif dengan uraian bab-bab dalam gramatika arab yang lalu diterapkan dalam berbicara yang benar menurut kaidah yang berlaku.[10]


[1] Suryosubroto, 2009, Cetakan Kedua,  Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta, PT RINEKA CIPTA. Hlm.140
[2] Wa Muna, Cetakan 1 2011,  Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta, Teras. Hlm.13
[3] Ibid. hlm.13.
[4]Wa Muna. Cetakan 1 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta. Hlm.47
[5]Suryosubroto, 2009, Cetakan Kedua,  Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta, PT RINEKA CIPTA. Hlm.141-142

Tidak ada komentar:

Posting Komentar