Kamis, 19 Januari 2017

Tujuan Pendidikan Dalam Tinjauan Hadis Tarbawi



MAKALAH
TUJUAN PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi
Dosen Pengampu : Darul Muntaha

Description: D:\Pictures\IMAGE\LOGO\UNSIQ.jpg

Disusun oleh :
Pitria Ningsih

PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL- QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2016


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………          1
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ………………………………………………………           2
B.     Rumusan Masalah …………………………………………………..            2
C.     Tujuan ……………………………………………………………….           2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pendidikan ………………………………………………           3
B.     Tujuan Pendidikan Islam ……………………………………………           3
C.     Tujuan Pendidikan Islam Dilihat dari Beberapa Dimensi …………. 5
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan …………………………………………………………..          10
B.     Saran …………………………………………………………………          11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..         12

Kata Pengantar
بسم الله الرحمن الرحيم
Assalamu’alaikum.wr.wb
Puji sukur kami panjatkan kehadiran Allah swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita sehingga kita dapat  menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan baik.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai acuan untuk berusaha. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Tujuan Pendidikan. Makalah ini tentu masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga budi baik dan jasa-jasa mereka akan mendapatkan balasan yang baik dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Wonosobo, 24 Maret 2016

Pitria Ningsih










BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Didalam sebuah kehidupan, tentu kita tidak akan lepas dari sebuah tujuan. Allah menciptakan kita, dan menjadikan kita sebagai khalifah di muka bumi pun, tidak luput dari sebuah tujuan. Dengan adanya tujuan, langkah kaki akan jauh terarah. Berbeda dengan orang yang tidak memiliki tujuan. Dia akan dilanda kebingungan yang luar biasa. Bagaimana tidak, arah dan tujuannya pun ia tak tahu bagaimana bisa ia tahu apa yang diinginkan, dan apa yang hendak ia capai. Sama halnya dalam sebuah pendidikan. Didalam sumber-sumber pendidikan, seperti : materi, pendidik dan peserta didik, sarana dan prasarana, metode atau strategi, kesemuanya itu tidak akan lepas dari sebuah tujuan. Dimana tujuannya itu dinamakan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan itu. Setiap proses yang dilakukan dalam pendidikan harus dilakukan secara sadar dan memiliki tujuan.
Banyak sekali tujuan dari pendidikan itu. Baik dari segi umum, khusus, dari segi operasional, fungsional, keduniaan, keagamaan, dan masih banyak lagi. Disini, kami akan sedikit membahas tujuan pendidikan baik itu secara umum atau khusus dalam tinjauan pendidikan Islam.

B.     Rumusan Masalah
Adpun rumusan masalah dalam mkalah ini yaitu :
1.      Apa pengertian Pendidikan ?
2.      Bagaimana tujuan pendidikan dalam Islam ?
3.      Apakah niat dan tujuan itu merupakan hal yang sama ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian pendidikan.
2.      Mengetahui tujuan pendidikan dalam Islam.
3.      Mengetahui perbedaan dan persamaan niat dan tujuan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pendidikan
Kata pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, perbuatan dan cara mendidik.rasulullah saw, menyampaikan dan mengajarkan petunjuk-petunjuk yang ada dalam Al-Qur’an. Selain itu, Nabi mensucikan dan mengajarkan manusia. Mensucikan disini, diidentikkan dengan mendidik, sedangkan mengajar adalah mengisi dan membekali anak didik dengan ilmu pengetahuan. Metode yang digunakan Rasul dalam membina dan mendidik ummatnya dengan cara menyayangi, keteladanan yang baik, mengatasi penderitaan dan masalah yang dihadapi ummat. Inilah kunci keberhasilan Nabi.[1]
B.     Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai seseorang atau sekelompok orang yang melakukan suatu kegiatan. Oleh karena itu tujuan pendidikan islam adalah sasaran yang akan dicapai seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan islam. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba fungsi tujuan itu ada empat macam yaitu:
  1. Mengakhiri usaha. Maksudnya, dengan adanya tujuan yang telah dirancang kita bias mengetahui tujuan akhir dari usaha kita.
  2. Mengarahkan usaha. Dengan adanya tujuan, kita mampu mengarahkan usaha kita.
  3. Tujuan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan yang lain, baik tujuan baru atau lanjutan dari tujuan yang pertama.
  4. Memberi nilai (sifat) pada usaha tersebut.
Sehubungan dengan itu maka tujuan mempunyai arti yang sangat penting bagi keberhasilan sasaran yang diinginkan, arah atau pedoman yang harus ditempuh, tahapan sasaran dan sifat mutu kegiatan yang dilakukan. Oleh karena itu, kegiatan tanpa disertai degan tujuan sasaran akan kabur, akibatnya program dan kegiatannya akan menjadi berantakan.[2]
Tujuan pendidikan merupakan suatu nilai ideal yang hendak diwujudkan melalui proses pendidikan. Pendidikan apapun senantiasa kontektual dengan nilai-nilai bahkan commitment dengan tata nilai, khususnya pada nilai-nilai ajaran islam. Pegangan para pendidik adalah norma dan nilai dasar yang telah ditetapkan dalam sumber pokok ajaran islam. Sementara itu tujuan akhir dari proses pendidikan untuk membentuk kepribadian muslim yang kuat dan juga kepribadian yang bernafaskan islam sesuai dengan ajaran pokok dalam agama islam. Oleh karena itu tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1.      Tujuan pendidikan yang bersifat individual
Tujuan pendidikan islam sebenarnya tidak lepas dari tujuan akhir manusia yaitu beribadah kepada Allah. Oleh karena itu perlu adanya tujuan yang khusus yang praktis agar jelas tujuan yang dicapai dalam proses pendidikan. Ada tiga potensi anak didik yang dibimbing dalam tahapan pengusahaan anak yang merupakan tujuan khusus, yaitu: potensi intelektual (aqliyah), jasmani (jismiyah), akhlak (khuluqiyah). Oleh karena itu diperlukan pendidikan intelektual yang merupakan peningkatan pemikiran akal dan latihan secara teratur untuk berpikir benar. Ada beberapa cara untuk mencapai keberhasilan pendidikan intelektual ini:
  1. Melatih peserta didik untuk meningkatkan kecermatannya.
  2. Melatih peserta didik untuk mengamati sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat.
  3. Melatih daya intuisi sebagai sarana penting bagi kreatifitas peserta didik.
  4. Membiasakan berfikir secara sistematis dan menanamkan motivasi untuk selalu berpikir sistematis.
Pembentukan ahklak dan budi pekerti yang mulia merupakan tujuan dari pendidikan islam yang diharapkan menghasilkan pribadi yang tangguh, berjiwa bersih, berbudi luhur, mengetahui kewajiban dan pelaksanaannya, dapat membedakan mana yang baik dan buruk, menhindari perbuatan tercela, mengingat tuhan disetiap pelaksanaannya.
2.      Tujuan pendidikan yang bersifat sosial kemasyarakatan
Manusia sejak lahir memiliki sifat individual dan sosial, untuk mengembangkan sifat individu dan sosial dengan baik maka pendidikan adalah media yang paling baik digunakan agar lebih peka terhadah lingkungan sekitar kemasyarakatan. Manusia tidak bisa hidup sendiri secara individual, oleh karena itu lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan individu.[3]

C.    Tujuan Pendidikan Islam Dilihat Dari Beberapa Dimensi
Tujuan pendidikan Islam yang dilaksanakan di Indonesia ini harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu : untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dari tujuan pendidikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan nasional adalah manusia yang memiliki perilaku, sifat, kepribadian yang kompleks, lahir batin, jasmaninya dan rohaninya yang memiliki berbagai aspek duniawi dan ukhrowi. Akan tetapi, pendidikan Islam ada tujuan-tujuan pendidikan yang dilihat dari beberapa dimensi. Berikut kami akan paparkan :
1.      Dimensi individu dan sosial, dimensi dapat diketahui dari hadist nabi yaitu:
ان الله لا تجمع امتي علي ضلالة ويداالله علي الجماعة من شد شد في النار (راوه الترمذي )
Sesungguhnya alloh tidak akan mengumpulkan umatku atas kesesatan. Kekuasaan dan rahmat alloh pastilah berada pada orang-orang yang berkumpul. Barang siapa yang menyendidri maka iya akan terpencil dineraka (HR Tirmidzi)
2.      Dimensi lahir batin, dapat diketahui dari nash pendapat berikut: Rosulullah bersabda:
عن ابي هريرة قال: قال رسول الله: ليس الشديد بالصرعة انما الشديد الذي يملك نفسه عند الغضب (متفق عليه)
Bukannya kekuatan ukuran kekuatan seseorang itu dengan bergulat , tetapi orang yang kuat yaitu orang yang mampu menahan nafsu pada waktu marah, (HR mutafaq ‘alaih)”.
Dari sabda rosul tersebut juga dapat diambil kesimpulan bahwa kekuatan jasmani dan rohani harus seimbang.
3.      Dimensi Kebersihan,kesucian dan keindahan
Rasulullah bersabda:
انّ الله طيّب يحبّ الطيّبات اِنّ الله نظيف يحبّ النّظافة (رواه البخارى)
“Sesungguhnya Allah itu baik, mencintai kebaikan dan kewangian, bahwasannya Allah itu bersih dan enyukai kebersihan” (HR. Bukhari).
4.      Dimensi alam fana dan alam baka / dunia dan akhirat
Allah berfirman : “ Dan diantara mereka ada yang berdo’a, ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari azab neraka (QS. Al-Baqarah :201)”
Ringkasnya,tujuan umum ini adalah membina peserta didik agar menjadi hamba yang suka beribadah kepada Allah. Ibadah disini tidak hanya terbatas pada menunaikan sholat,puasa di bulan Ramadan,mengeluarkan zakat dan beribadah haji setelah mengucapkan syahadat tauhid dan syahadat Rasul,tetapi mencakup segala amal,pikiran atau perasaan manusia,selama semua itu dihadapkan kepada Allah swt. [4] Penghambaan atau amal ibadah harus dilakukan karena tunduk kepada-Nya, jika tidak, maka ibadahnyapun tidak akan sampai pada-Nya. Dan dalam pelaksanaan ibadah itu, dibutuhkan niat yang mengarahkan dan memotifasi suatu perbuatan. [5]
Ibadah adalah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan perbuatan,perasaan bahkan bagian apapun dan perilakunya dalam mengabdikan diri kepada Allah swt.
Sedangkan tujuan khusus sebenarnya merupakan perincian dari tujuan umum bagaimana telah dijelaskan diatas. Diantara tujuan khusus ini yang pertama-tama adalah mampu melaksanakan rukun Islam.
Segi ibadah ini diperintahkan Allah swt. kepada kaum muslimin. Mereka diharuskan mempelajarinya,agar dapat meningkatkan ibadahnya. Ulama muslim telah bersepakat,bahwa mempelajari agama itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat.
Firman Allah :
“…… mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS At-Taubah : 122)
Dari hadis Rasulullah saw :
“Barangsiapa Allah kehendaki kebaikan baginya,maka dia akan memahamkannya tentang agama”. (HR. Bukhori dan Muslim).
Menurut pandangan Islam yang dimaksud dengan ibadah yang menyeluruh adalah suatu hal yang patut disadari oleh manusia,baik dalam ucapan maupun perbuatan. Ibadah dalam arti menyeluruh ini yang dijadikan tujuan pendidikan,sehingga ia dapat memperbaiki dirinya,mempersiapkan dirinya untuk beramal,mengendalikan kehidupannya kea rah kebajikan,memperbaikinya bersama orang lain. Ini semua dilaksanakan dalam rangka taqwa kepada Allah dan memohon ridhoNya. [6]
Memperhambakan diri kepada Allah untuk mencari keridhoan Allah merupakan tujuan umum dan risalah. Dengan demikian,hal itupun merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh pendidikan Islam. Tujuan umum tersebut dapat dijabarkan kedalam tiga aspek :
a.       Menyempurnakan hubungan manusia dengan Tuhannya.
b.      Menyempurnakan hubngan manusia dengan sesamanya.
c.       Mewujudkan keseimbangan,keselarasan dan keserasian antara kedua hubungan itu dan mengaktifkan kedua-duanya sejalan dan berjalin dalam diri pribadi. Kesimpulannya upaya ini merupakan proses yang terus menerus untuk mengenal dan memprbaiki diri. [7]
Perwujudan ketiga aspek ini hanya dimungkinkan dengan penguasaan ilmu,tanpa ilmu berarti seseorang belum siap atau belum patut untuk menyandang gelar hamba Allah.
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka tujuan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1.      Tujuan operasional, yaitu : suatu tujuan yang dicapai menurut program yang telah ditentukan atau diterapkan dalam kurikulum. Akan tetapi adakalanya tujuan ini belum tercapai karena beberapa sebab. Misalnya, produk pendidikan atau program pendidikan yang masih belum siap dipakai dilapangan karena masih memerlukan latihan keterampilan bidang keahlian yang hendak dicapai, meskipun sebenarnya tujuan operasionalnya telah dicapai walaupun belum maksimal.
2.      Tujuan fungsional, yaitu : tujuan yang telah dicapai dalam arti kegunaannya, baik dari aspek teoritis maupun praktis. Dalam hal ini, anak didik diharapkan mampu dalam segi teoritis dan praktisnya agar dia siap dipakai dalam bidang keahlian yang dituntut oleh dunia kerja dan lingkungannya. Adapun tujuan dalam proses ini ada dua macam, yaitu :
a.       Tujuan keagamaan (Al-Ghardhud Dieny), yaitu: tujuan yang terisi nilai rohaniah dan berorientasi pada kebahagiaan hidup di akhirat. Tujuan ini focus pada pembentukan pribadi muslim yang sanggup melaksanakan syari’at Islam melalui proses pendidikan spiritual menuju makrifat kepada Allah SWT. Allah berfirman : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang, tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS.AL-A’laa :14-17).
b.      Tujuan keduniaan (Al-Ghardhud Dunyawi) yaitu : tujuan yang lebih mengutamakan pada upaya mewujudkan kehidupan sejahtera di dunia dan kemanfa’atannya. Jenisnya bias bermacam-macam. Misalnya : tujuan pendidikan menurut pragmatisme[8] yang menitik beratkan pada suatu kemanfaatan hidup manusia di dunia yang ukurannya sangat relative pada dasar kebudayaan atau peradaban, dan kecenderungan hidup social budaya yang beragam menurut tempat dan waktu. Oleh karena itu, tujuan endidikan menurut faham ini selalu berubah-ubah menurut tuntutan waktu dan tempatdimana manusia berpacu dalam pemenuhan kepuasaan hidupnya.

Tujuan pendidikan Islam jika diarahkan kepada upaya memajukan manusia dengan ilmu dan teknologi modern, tidaklah sama dengan kaum pragmatism. Akan tetapi, lebih mengutamakan pada upaya meningkatkan kemampuan berilmu pengetahuan dan berteknologi dengan iman dan takwa pada Allah SWT sebagai pengendalinya.
Tujuan pendidikan nasional suatu bangsa menggambarkan manusia yang baik menurut pandangan hidup yang dianut oleh bangsa itu, dan tujuan pendidikan suatu bangsa mungkin tidak akan sama dengan bangsa lainnya. Karena, pandangan tradisi agama telah mendarah daging dalam sejarah umat manusia. [9]





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berkaitan dengan tujuan, kami simpulkan bahwa tujuan pendidikan itu ada empat, berikut kami paparkan :
1.      Tujuan Umum : tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau yang lainnya. Meliputi : sikap, tingkah laku, penapilan, kebiasaan, dan pandangan. Tujuan ini berbeda pada tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama. Tujuan pendidikan Islam harus sejajar dengan pandangan Islam dan harus dikaitan pula pada tujuan pendidikan nasional dan institusional lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan.
2.      Tujuan Akhir : berlangsung seumur hidup. Hal ini dapat difahami dalam firman Allah SWT : “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (berserah diri kepada Allah)” (QS. Ali-Imran :100).
3.       Tujuan Sementara : tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi jumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.pada tujuan ini, bentuk insan kamil dengan pola takwa sudah terlihat meskipun dalam beberapa ciri ukuran pokok.
4.      Tujuan Operasional : tujuan prktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Tujuan ini merupakan cerminan dan realisasi dan sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.
“Sesungguhnya shalatku dan ibadahku dan hidupku serta matiku hanya untuk Allah, pendidikan sekalian alam”

Niat dan tujuan itu apakah sama atau tidak ?
·         Maksud atau tujuan menurut para fuqaha adalah azam yang tertuju pada perbuatan.
·         Niat sebagaimana yang dikatakan Al-Qaraafy rahimahullah, adalah maksud manusia dengan hatinya akan apa yang ia inginkan untuk melakukannya. Menurutnya, niat dan tujuan itu sama. Karena niat diketahui melalui maksud dan tujuan.
Namun Al-Qayyim rahimahullah berpendapat bahwa keduanya berbeda.
·         Niat adalah maksud itu sendiri, namun diantaranya ada perbedaan.
1.      Tujuan itu tergantung oleh perbuatan si pemilik tujuan atau selainnya.
2.      Niat tidak terkait kecuali oleh perbuatan si pelakunya. Jadi, orang selainnya tidak bisa membayangkan niat oang lain.
·         Maksud dan tujuan tidak aka nada kecuali dengan perbuatan yang mampu dilakukan oleh sipelaku. Kalau niat, bisa saja si pelaku niat, meniatkan apa yang dia mampu atau tidak dia mampu.
·         Kesimpulannya adalah, niat itu berkaitan dengan perbuatan yang mampu dilakukan dan tidak mampu untuk dilakukan oleh seseorang.
·         Sedangkan maksud atau tujuan/ kehendak itu tidak bergantung pada sesuatu yang tidak bisa dia lakukan. Entah itu dari perbuatan si pelaku atau orang lain.
B.     Saran
Lebih mantapkan tujuan. Agar arahnya lebih jelas dan terhindar dari kebingunagn dan keputus asaan.













DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hj. Nur Uhbiyati, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam, PT. Pustaka Rizki Putra, semarang, 2013.

Dra. Suryani, Hadist Tarbawi Analisis Hadist-Hadits Nabi, Yogyakarta, Teras, 2012.

Dwi Siswoyo. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press.

Juwariyah. 2010. Hadits Tarbawi. Yogyakarta. Teras.

Raharjo. 2012. Pengantar Ilmu Jiwa Agama.  Semarang. PUSTAKA RIZKI PUTRA.


[1]Dra. Suryani, Hadist Tarbawi Analisis Hadist-Hadits Nabi, Yogyakarta, Teras, 2012  Hlm. 23
[2]Dr. Hj. Nur Uhbiyati, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam, PT. Pustaka Rizki Putra, semarang, 2013, hal. 52
[3] Dra. Suryani, Hadist Tarbawi Analisis Hadist-Hadits Nabi, Yogyakarta, Teras, 2012, hal. 17-20
[4]Dr. Hj. Nur Uhbiyati, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam, PT. Pustaka Rizki Putra, semarang, 2013. hlm. 61
[5] Juwariyah. 2010. Hadits Tarbawi. Yogyakarta. Teras. Hlm. 10
[6] Ibid. hlm. 72
[7] Ibid. hlm. 73
[8] Aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebaai yang benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.
[9] Raharjo. 2012. Pengantar Ilmu Jiwa Agama.  Semarang. PUSTAKA RIZKI PUTRA. Hlm. 155