MAKALAH
TUJUAN
PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Hadits Tarbawi
Dosen Pengampu : Darul Muntaha

Disusun oleh
:
Pitria Ningsih
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
(FITK)
UNIVERSITAS
SAINS AL- QUR’AN (UNSIQ)
JAWA
TENGAH DI WONOSOBO
2016
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar ……………………………………………………………… 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ……………………………………………………… 2
B. Rumusan
Masalah ………………………………………………….. 2
C. Tujuan
………………………………………………………………. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendidikan ……………………………………………… 3
B. Tujuan
Pendidikan Islam …………………………………………… 3
C. Tujuan
Pendidikan Islam Dilihat dari Beberapa Dimensi …………. 5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
………………………………………………………….. 10
B. Saran
………………………………………………………………… 11
DAFTAR
PUSTAKA ……………………………………………………….. 12
Kata Pengantar
بسم الله الرحمن الرحيم
Assalamu’alaikum.wr.wb
Puji sukur kami panjatkan kehadiran Allah swt, yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan baik.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
sebagai acuan untuk berusaha. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang “Tujuan
Pendidikan”. Makalah ini
tentu masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami
butuhkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga budi baik dan jasa-jasa
mereka akan mendapatkan balasan yang baik dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum
wr.wb
Wonosobo, 24 Maret 2016
Pitria Ningsih
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Didalam
sebuah kehidupan, tentu kita tidak akan lepas dari sebuah tujuan. Allah
menciptakan kita, dan menjadikan kita sebagai khalifah di muka bumi pun, tidak
luput dari sebuah tujuan. Dengan adanya tujuan, langkah kaki akan jauh terarah.
Berbeda dengan orang yang tidak memiliki tujuan. Dia akan dilanda kebingungan
yang luar biasa. Bagaimana tidak, arah dan tujuannya pun ia tak tahu bagaimana
bisa ia tahu apa yang diinginkan, dan apa yang hendak ia capai. Sama halnya
dalam sebuah pendidikan. Didalam sumber-sumber pendidikan, seperti : materi,
pendidik dan peserta didik, sarana dan prasarana, metode atau strategi,
kesemuanya itu tidak akan lepas dari sebuah tujuan. Dimana tujuannya itu
dinamakan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin
dicapai oleh kegiatan pendidikan itu. Setiap proses yang dilakukan dalam
pendidikan harus dilakukan secara sadar dan memiliki tujuan.
Banyak
sekali tujuan dari pendidikan itu. Baik dari segi umum, khusus, dari segi
operasional, fungsional, keduniaan, keagamaan, dan masih banyak lagi. Disini,
kami akan sedikit membahas tujuan pendidikan baik itu secara umum atau khusus
dalam tinjauan pendidikan Islam.
B.
Rumusan Masalah
Adpun rumusan masalah dalam mkalah ini yaitu :
1.
Apa pengertian Pendidikan ?
2.
Bagaimana tujuan pendidikan dalam Islam ?
3.
Apakah niat dan tujuan itu merupakan hal yang sama ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui pengertian pendidikan.
2.
Mengetahui tujuan pendidikan dalam Islam.
3.
Mengetahui perbedaan dan persamaan niat dan tujuan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendidikan
Kata
pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, perbuatan dan cara
mendidik.rasulullah saw, menyampaikan dan mengajarkan petunjuk-petunjuk yang
ada dalam Al-Qur’an. Selain itu, Nabi mensucikan dan mengajarkan manusia.
Mensucikan disini, diidentikkan dengan mendidik, sedangkan mengajar adalah
mengisi dan membekali anak didik dengan ilmu pengetahuan. Metode yang digunakan
Rasul dalam membina dan mendidik ummatnya dengan cara menyayangi, keteladanan
yang baik, mengatasi penderitaan dan masalah yang dihadapi ummat. Inilah kunci
keberhasilan Nabi.[1]
B.
Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai seseorang atau
sekelompok orang yang melakukan suatu kegiatan. Oleh karena itu tujuan
pendidikan islam adalah sasaran yang akan dicapai seseorang atau sekelompok
orang yang melaksanakan pendidikan islam. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba fungsi
tujuan itu ada empat macam yaitu:
- Mengakhiri usaha. Maksudnya, dengan adanya tujuan yang telah dirancang kita bias mengetahui tujuan akhir dari usaha kita.
- Mengarahkan usaha. Dengan adanya tujuan, kita mampu mengarahkan usaha kita.
- Tujuan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan yang lain, baik tujuan baru atau lanjutan dari tujuan yang pertama.
- Memberi nilai (sifat) pada usaha tersebut.
Sehubungan dengan itu maka tujuan mempunyai arti yang
sangat penting bagi keberhasilan sasaran yang diinginkan, arah atau pedoman
yang harus ditempuh, tahapan sasaran dan sifat mutu kegiatan yang dilakukan.
Oleh karena itu, kegiatan tanpa disertai degan tujuan sasaran akan kabur,
akibatnya program dan kegiatannya akan menjadi berantakan.[2]
Tujuan pendidikan merupakan suatu nilai ideal yang
hendak diwujudkan melalui proses pendidikan. Pendidikan apapun senantiasa
kontektual dengan nilai-nilai bahkan commitment dengan tata nilai, khususnya
pada nilai-nilai ajaran islam. Pegangan para pendidik adalah norma dan nilai
dasar yang telah ditetapkan dalam sumber pokok ajaran islam. Sementara itu
tujuan akhir dari proses pendidikan untuk membentuk kepribadian muslim yang
kuat dan juga kepribadian yang bernafaskan islam sesuai dengan ajaran pokok
dalam agama islam. Oleh karena itu tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu:
1. Tujuan
pendidikan yang bersifat individual
Tujuan pendidikan islam sebenarnya tidak lepas dari
tujuan akhir manusia yaitu beribadah kepada Allah. Oleh karena itu perlu adanya
tujuan yang khusus yang praktis agar jelas tujuan yang dicapai dalam proses
pendidikan. Ada tiga potensi anak didik yang dibimbing dalam tahapan
pengusahaan anak yang merupakan tujuan khusus, yaitu: potensi intelektual
(aqliyah), jasmani (jismiyah), akhlak (khuluqiyah). Oleh karena itu diperlukan
pendidikan intelektual yang merupakan peningkatan pemikiran akal dan latihan
secara teratur untuk berpikir benar. Ada beberapa cara untuk mencapai
keberhasilan pendidikan intelektual ini:
- Melatih peserta didik untuk meningkatkan kecermatannya.
- Melatih peserta didik untuk mengamati sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat.
- Melatih daya intuisi sebagai sarana penting bagi kreatifitas peserta didik.
- Membiasakan berfikir secara sistematis dan menanamkan motivasi untuk selalu berpikir sistematis.
Pembentukan ahklak dan budi pekerti yang mulia
merupakan tujuan dari pendidikan islam yang diharapkan menghasilkan pribadi
yang tangguh, berjiwa bersih, berbudi luhur, mengetahui kewajiban dan
pelaksanaannya, dapat membedakan mana yang baik dan buruk, menhindari perbuatan
tercela, mengingat tuhan disetiap pelaksanaannya.
2. Tujuan
pendidikan yang bersifat sosial kemasyarakatan
Manusia sejak lahir memiliki sifat individual dan
sosial, untuk mengembangkan sifat individu dan sosial dengan baik maka
pendidikan adalah media yang paling baik digunakan agar lebih peka terhadah
lingkungan sekitar kemasyarakatan. Manusia tidak bisa hidup sendiri secara
individual, oleh karena itu lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
individu.[3]
C.
Tujuan Pendidikan Islam Dilihat Dari Beberapa Dimensi
Tujuan
pendidikan Islam yang dilaksanakan di Indonesia ini harus sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional yaitu : untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Dari
tujuan pendidikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan nasional adalah
manusia yang memiliki perilaku, sifat, kepribadian yang kompleks, lahir batin,
jasmaninya dan rohaninya yang memiliki berbagai aspek duniawi dan ukhrowi. Akan
tetapi, pendidikan Islam ada tujuan-tujuan pendidikan yang dilihat dari
beberapa dimensi. Berikut kami akan paparkan :
1. Dimensi
individu dan sosial, dimensi dapat diketahui dari hadist nabi yaitu:
ان الله لا تجمع امتي علي ضلالة ويداالله علي الجماعة من
شد شد في النار (راوه الترمذي )
“Sesungguhnya alloh tidak akan mengumpulkan umatku
atas kesesatan. Kekuasaan dan rahmat alloh pastilah berada pada orang-orang
yang berkumpul. Barang siapa yang menyendidri maka iya akan terpencil dineraka
(HR Tirmidzi)”
2.
Dimensi lahir batin, dapat diketahui dari nash pendapat
berikut: Rosulullah bersabda:
عن ابي هريرة قال:
قال رسول الله: ليس الشديد بالصرعة انما الشديد الذي يملك نفسه عند الغضب (متفق
عليه)
“Bukannya kekuatan ukuran kekuatan seseorang itu
dengan bergulat , tetapi orang yang kuat yaitu orang yang mampu menahan nafsu
pada waktu marah, (HR mutafaq ‘alaih)”.
Dari sabda
rosul tersebut juga dapat diambil kesimpulan bahwa kekuatan jasmani dan rohani
harus seimbang.
3. Dimensi
Kebersihan,kesucian dan keindahan
Rasulullah
bersabda:
انّ الله طيّب
يحبّ الطيّبات اِنّ الله نظيف يحبّ النّظافة (رواه البخارى)
“Sesungguhnya Allah itu baik, mencintai kebaikan dan kewangian,
bahwasannya Allah itu bersih dan enyukai kebersihan” (HR. Bukhari).
4. Dimensi
alam fana dan alam baka / dunia dan akhirat
Allah
berfirman : “ Dan diantara mereka ada yang berdo’a, ya Tuhan kami berilah
kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari azab
neraka (QS. Al-Baqarah :201)”
Ringkasnya,tujuan umum ini adalah membina peserta
didik agar menjadi hamba yang suka beribadah kepada Allah. Ibadah disini tidak
hanya terbatas pada menunaikan sholat,puasa di bulan Ramadan,mengeluarkan zakat
dan beribadah haji setelah mengucapkan syahadat tauhid dan syahadat
Rasul,tetapi mencakup segala amal,pikiran atau perasaan manusia,selama semua
itu dihadapkan kepada Allah swt. [4] Penghambaan atau amal
ibadah harus dilakukan karena tunduk kepada-Nya, jika tidak, maka ibadahnyapun
tidak akan sampai pada-Nya. Dan dalam pelaksanaan ibadah itu, dibutuhkan niat
yang mengarahkan dan memotifasi suatu perbuatan. [5]
Ibadah adalah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek
kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan
perbuatan,perasaan bahkan bagian apapun dan perilakunya dalam mengabdikan diri
kepada Allah swt.
Sedangkan tujuan khusus sebenarnya merupakan perincian
dari tujuan umum bagaimana telah dijelaskan diatas. Diantara tujuan khusus ini
yang pertama-tama adalah mampu melaksanakan rukun Islam.
Segi ibadah ini diperintahkan Allah swt. kepada kaum
muslimin. Mereka diharuskan mempelajarinya,agar dapat meningkatkan ibadahnya.
Ulama muslim telah bersepakat,bahwa mempelajari agama itu wajib bagi setiap
muslim dan muslimat.
Firman Allah :
“……
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya. (QS At-Taubah : 122)
Dari
hadis Rasulullah saw :
“Barangsiapa Allah kehendaki kebaikan baginya,maka dia
akan memahamkannya tentang agama”. (HR. Bukhori dan Muslim).
Menurut pandangan Islam yang dimaksud dengan ibadah
yang menyeluruh adalah suatu hal yang patut disadari oleh manusia,baik dalam
ucapan maupun perbuatan. Ibadah dalam arti menyeluruh ini yang dijadikan tujuan
pendidikan,sehingga ia dapat memperbaiki dirinya,mempersiapkan dirinya untuk
beramal,mengendalikan kehidupannya kea rah kebajikan,memperbaikinya bersama
orang lain. Ini semua dilaksanakan dalam rangka taqwa kepada Allah dan memohon
ridhoNya. [6]
Memperhambakan diri kepada Allah untuk mencari
keridhoan Allah merupakan tujuan umum dan risalah. Dengan demikian,hal itupun
merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh pendidikan Islam. Tujuan umum
tersebut dapat dijabarkan kedalam tiga aspek :
a. Menyempurnakan
hubungan manusia dengan Tuhannya.
b. Menyempurnakan
hubngan manusia dengan sesamanya.
c. Mewujudkan
keseimbangan,keselarasan dan keserasian antara kedua hubungan itu dan
mengaktifkan kedua-duanya sejalan dan berjalin dalam diri pribadi.
Kesimpulannya upaya ini merupakan proses yang terus menerus untuk mengenal dan
memprbaiki diri. [7]
Perwujudan ketiga aspek ini hanya dimungkinkan dengan
penguasaan ilmu,tanpa ilmu berarti seseorang belum siap atau belum patut untuk
menyandang gelar hamba Allah.
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka tujuan
pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Tujuan
operasional, yaitu : suatu tujuan yang dicapai menurut program yang telah
ditentukan atau diterapkan dalam kurikulum. Akan tetapi adakalanya tujuan ini
belum tercapai karena beberapa sebab. Misalnya, produk pendidikan atau program
pendidikan yang masih belum siap dipakai dilapangan karena masih memerlukan latihan
keterampilan bidang keahlian yang hendak dicapai, meskipun sebenarnya tujuan
operasionalnya telah dicapai walaupun belum maksimal.
2. Tujuan
fungsional, yaitu : tujuan yang telah dicapai dalam arti kegunaannya, baik dari
aspek teoritis maupun praktis. Dalam hal ini, anak didik diharapkan mampu dalam
segi teoritis dan praktisnya agar dia siap dipakai dalam bidang keahlian yang
dituntut oleh dunia kerja dan lingkungannya. Adapun tujuan dalam proses ini ada
dua macam, yaitu :
a.
Tujuan keagamaan (Al-Ghardhud Dieny), yaitu:
tujuan yang terisi nilai rohaniah dan berorientasi pada kebahagiaan hidup di
akhirat. Tujuan ini focus pada pembentukan pribadi muslim yang sanggup
melaksanakan syari’at Islam melalui proses pendidikan spiritual menuju makrifat
kepada Allah SWT. Allah berfirman : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang
membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia
sembahyang, tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi, sedang
kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS.AL-A’laa :14-17).
b.
Tujuan keduniaan (Al-Ghardhud Dunyawi) yaitu :
tujuan yang lebih mengutamakan pada upaya mewujudkan kehidupan sejahtera di
dunia dan kemanfa’atannya. Jenisnya bias bermacam-macam. Misalnya : tujuan
pendidikan menurut pragmatisme[8]
yang menitik beratkan pada suatu kemanfaatan hidup manusia di dunia yang
ukurannya sangat relative pada dasar kebudayaan atau peradaban, dan
kecenderungan hidup social budaya yang beragam menurut tempat dan waktu. Oleh karena
itu, tujuan endidikan menurut faham ini selalu berubah-ubah menurut tuntutan
waktu dan tempatdimana manusia berpacu dalam pemenuhan kepuasaan hidupnya.
Tujuan
pendidikan Islam jika diarahkan kepada upaya memajukan manusia dengan ilmu dan
teknologi modern, tidaklah sama dengan kaum pragmatism. Akan tetapi, lebih
mengutamakan pada upaya meningkatkan kemampuan berilmu pengetahuan dan
berteknologi dengan iman dan takwa pada Allah SWT sebagai pengendalinya.
Tujuan
pendidikan nasional suatu bangsa menggambarkan manusia yang baik menurut
pandangan hidup yang dianut oleh bangsa itu, dan tujuan pendidikan suatu bangsa
mungkin tidak akan sama dengan bangsa lainnya. Karena, pandangan tradisi agama
telah mendarah daging dalam sejarah umat manusia. [9]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berkaitan
dengan tujuan, kami simpulkan bahwa tujuan pendidikan itu ada empat, berikut
kami paparkan :
1.
Tujuan Umum : tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan
pendidikan, baik dengan pengajaran atau yang lainnya. Meliputi : sikap, tingkah
laku, penapilan, kebiasaan, dan pandangan. Tujuan ini berbeda pada tingkat
umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama. Tujuan
pendidikan Islam harus sejajar dengan pandangan Islam dan harus dikaitan pula
pada tujuan pendidikan nasional dan institusional lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan.
2.
Tujuan Akhir : berlangsung seumur hidup. Hal ini dapat difahami
dalam firman Allah SWT : “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam
keadaan muslim (berserah diri kepada Allah)” (QS. Ali-Imran :100).
3.
Tujuan Sementara : tujuan yang
akan dicapai setelah anak didik diberi jumlah pengalaman tertentu yang
direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.pada tujuan ini, bentuk
insan kamil dengan pola takwa sudah terlihat meskipun dalam beberapa ciri
ukuran pokok.
4.
Tujuan Operasional : tujuan prktis yang akan dicapai dengan sejumlah
kegiatan pendidikan tertentu. Tujuan ini merupakan cerminan dan realisasi dan
sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.
“Sesungguhnya
shalatku dan ibadahku dan hidupku serta matiku hanya untuk Allah, pendidikan
sekalian alam”
Niat dan tujuan
itu apakah sama atau tidak ?
·
Maksud atau tujuan menurut para fuqaha adalah azam yang tertuju
pada perbuatan.
·
Niat sebagaimana yang dikatakan Al-Qaraafy rahimahullah, adalah
maksud manusia dengan hatinya akan apa yang ia inginkan untuk melakukannya.
Menurutnya, niat dan tujuan itu sama. Karena niat diketahui melalui maksud dan
tujuan.
Namun Al-Qayyim rahimahullah berpendapat bahwa keduanya berbeda.
·
Niat adalah maksud itu sendiri, namun diantaranya ada perbedaan.
1.
Tujuan itu tergantung oleh perbuatan si pemilik tujuan atau
selainnya.
2.
Niat tidak terkait kecuali oleh perbuatan si pelakunya. Jadi, orang
selainnya tidak bisa membayangkan niat oang lain.
·
Maksud dan tujuan tidak aka nada kecuali dengan perbuatan yang
mampu dilakukan oleh sipelaku. Kalau niat, bisa saja si pelaku niat, meniatkan
apa yang dia mampu atau tidak dia mampu.
·
Kesimpulannya adalah, niat itu berkaitan dengan perbuatan yang
mampu dilakukan dan tidak mampu untuk dilakukan oleh seseorang.
·
Sedangkan maksud atau tujuan/ kehendak itu tidak bergantung pada
sesuatu yang tidak bisa dia lakukan. Entah itu dari perbuatan si pelaku atau
orang lain.
B.
Saran
Lebih
mantapkan tujuan. Agar arahnya lebih jelas dan terhindar dari kebingunagn dan
keputus asaan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Hj. Nur Uhbiyati, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan
Islam, PT. Pustaka Rizki Putra, semarang, 2013.
Dra. Suryani, Hadist Tarbawi Analisis Hadist-Hadits
Nabi, Yogyakarta, Teras, 2012.
Dwi
Siswoyo. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press.
Juwariyah.
2010. Hadits Tarbawi. Yogyakarta. Teras.
Raharjo.
2012. Pengantar Ilmu Jiwa Agama.
Semarang. PUSTAKA RIZKI PUTRA.
[2]Dr. Hj. Nur Uhbiyati, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan
Islam, PT. Pustaka Rizki Putra, semarang, 2013, hal. 52
[4]Dr. Hj. Nur Uhbiyati, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan
Islam, PT. Pustaka Rizki Putra, semarang, 2013. hlm. 61
[5] Juwariyah. 2010. Hadits Tarbawi. Yogyakarta. Teras. Hlm. 10
[8] Aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu
yang membuktikan dirinya sebaai yang benar dengan melihat kepada akibat-akibat
atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.
[9] Raharjo. 2012. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Semarang. PUSTAKA RIZKI PUTRA. Hlm. 155