MAKALAH
BAHASA DAN BERBAHASA / لغة و تكلّم
(Kajian Abdul Chaer)
Diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Al-Lughoh
An-Nafsi
Dosen Pengampu : Ahmad Rois, M. Pd. I

Disusun oleh
Pitria Ningsih
Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS
AL-QUR’AN (UNSIQ)
2017
مقدّمة
بسم الله الرحمن الرحيم
السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين
وبه نستعين و على عمور الدّنيا و الدّين . وصلى الله وسلم على سيّدنا محمّد خاتم
النّبيين و اله وصحبه أجمعين و لا حول ولا قوّة إلا با لله العلي العظيم .
الحمد لله على قدرة الله,
حتى نستطيع أنهى هذه عنوان المقالة "لغة و تكلّم". نسكر شكرا كثيرا الى
انتم جميعا, ساعدْتم نا. أدْرك الكاتب موجد أخْطاء كثير من هذه المقالة . و لذٰلك النّقْد أو الإفْتراح من
انتم يتسلّم لنا. لعلّ ما في هذه المقالة يصير علم منفعة . امين .
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
ونوصبو , ۰۴–۱۰– ۲۰۱۷
الكاتب
Daftar Isi
مقدمة ………………………………………………………………………. 1
Daftar Isi …………………………………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang … ………………………………………………… 3
B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 3
C. Tujuan ……………………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Bahasa dan Berbahasa …………………………………… 5
B. Asal-Usul Bahasa …………………………………………………. 6
C. Struktur Bahasa …………………………………………………… 6
D. Proses Berbahasa ………………………………………………….. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 11
B. Saran ………………………………………………………………. 11
Daftar Pustaka …………………………………………………………... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kita tahu bahasa merupakan satu wujud yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Ada hal unik kenapa kami memberi judul
makalah "Bahasa dan Berbahasa" pada pembahasan kali ini. Uniknya,
kita tahu bahwa bahasa itu tidak mungkin bias lepas dari kehidupan manusia.
Hingga ada juga yang mengatakan, bahwa bahasa itu adalah milik manusia yang
telah menyatu dengan pemiliknya. Sehingga bahasa itu selalu muncul dalam segala
aspek dan kegiatan manusia. Kita sebagai pelajar yang khususnya sedang
mendalami ilmu kebahasaan, yaitu pendidikan Bahasa Arab tak sedikit mengartikan
kata bahasa dan berbahasa itu adalah hal yang sama. Padahal dilihat dari
kata-nya saja sudah sangat jelas berbeda. Dimana jika kaitkan dengan kajian
bahasa Arab, kata "bahasa" itu merupakan isim "لغة"
dimana ia berfungsi sebagai alat verbal untuk berkomunikasi. Sedangkan
"berbahasa/takallam" itu merupakan prosesnya dalam artian dikataan
sebagai fi'il, dimana berbahasa itu proses penyampaian informasi dalam sebuah
komunikasi. Jadi ketika ada yang bertanya, bahasamu bahasa apa ? ana berbahasa
Indonesia. Itu merupakan salah satu kekeliruan. Seharusnya kita cukup
menjawabnya "bahasa Indonesia". Karena bahasa dan berbahasa merupakan
hal yang berbeda.
Sangat penting bagi kita mempelajari materi ini.
Khususnya kita sebagai calon pendidik yang nantinya akan mengajarkan materi
bahasa Arab, alangkah baiknya kita mengetahui hakikat dari bahasa itu,
asal-usulnya, strukturnya, dan juga prosesnya. Karena, menurut kami, ini
merupakan modal penting bagi kita.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini,
yaitu :
1. Apa hakikat dari bahasa ?
2. Bagaimana asal-usul bahasa ?
3. Bagaimana struktur dalam bahasa ?
4. Bagaimana proses berbahasa ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini,
pembaca dapat mengetahui :
1. Hakikat bahasa
2. Asal-usul bahasa
3. Struktur bahasa
4. Proses berbahasa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat
Bahasa Dan Berbahasa
Banyak pendapat yang mengungkapkan pengertian dari
bahasa itu sendiri. Didalam kamus Bahasa Indonesia saja, kata bahasa memiliki
lebih dari satu makna atau pengertian, sehingga seringkali membingungkan.
Seperti yang telah kita pelajari pada bab sebelumnya tentang teori-teori
linguistic. Bahwa bahasa sebagai objek linguistic adalah langue, langage,
dan parole.[1]
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang
digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
dan mengidentifikasikan diri. (Kridalaksana: 1983). Hakikat bahasa sama
pengertiannya dengan ciri atau sifat hakiki terhadap bahasa. Chaer (1994:33)
mengemukakan hakekat bahasa itu di antaranya adalah sebagai berikut :[2]
1. bahasa itu adalah sebuah sistem,
2. bahasa itu berwujud lambang,
3. bahasa itu berupa bunyi,
4. bahasa itu bersifat arbitrer dan
konvensional,
5. bahasa itu bermakna,
6. bahasa itu bersifat unik,
7. bahasa itu bersifat universal,
8. bahasa itu bersifat produktif,
9. bahasa itu bervariasi,
10. bahasa itu konvensional,
11. bahasa itu bersifat dinamis, dan
12. bahasa itu manusiawi.
Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk
berkomunikasi. Berbahasa adalah proses penyampaian informasi dalam
berkomunikasi. Dalam linguistic bahasa
sebagai objek kajiannya, sedangkan berbahasa adalah objek kajian ilmu psikologi.
Kami tekankan kembali, antara bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda.
Jika bahasa dikatakan sebagai alatnya, maka berbahasa adalah prosesnya didalam
berkomunikasi.
B. Asal-Usul
Bahasa
Banyak teori yang dikemukakan para pakar mengenai
asal-usul bahasa. Dalam kajian psikolinguistik Abdul Chaer, disebutkan beberapa
diantaranya :
1. F.B Condillac (Fisuf Perancis) mengatakan
bahwa asal-usul bahasa itu berasal dari teriakan-teriakan dan gerak-gerik badan
yang bersifat naluri yang dibangkitkan oleh perasaan atau emosi yang kuat.
Kemudian teriakan-teriakan ini berubah menjadi binyi-bunyi yang bermakna dan
yang lama-kelamaan semakin panjang dan rumit.
2. Brooks (1975) bahasa itu lahir pada waktu
yang sama dengan kelahiran manusia.
3. Von Schlegel filsuf Jerman berpendapat
bahwa bahasa yang ada di seluruh dunia tidak mungkin berasal dari satu bahasa
saja. Asal-usulnya berlainan tergantung pada factor-faktor yang mengatur
tumbuhnya bahasa itu. Misalnya, dia lahir karena kesadaran manusia itu sendiri,
dll. Akan tetapi, Von tetap menekankan pada akal manusia. Menurutnya, akal
manusia sendirilah yang membuatnya sempurna.[3]
C. Struktur
Bahasa
Dalam setiap analisis bahasa ada dua buah konsep yang
prlu difahami, yaitu struktur dan system. Struktur menyangkut masalah hubungan
antara unsur-unsur didalam suatu ujaran. Misalnya, materi kaidah transformative
pada kajian linguistic umum seperti : fonem, frasa, dll. Jadi dengan kata lain
struktur bahasa juga bias katakan sintaksis. Sintaksis disebut juga ilmu tata kalimat yang menguraikan
hubungan antar unsur bahasa untuk membentuk sebuah kalimat. Relevansi Sintaksis
difokuskan pada unsur-unsur pembentuk kalimat baik dari segi strukturnya
(segmental maupun dari segi unsur-unsur pelengkapnya (suprasegmental).
Didalam bahasa Arab struktur bahasa terbagi menjadi tiga,
yaitu: nahwu, shorof dan i’lal. [4] Sedangkan
sistem yaitu berkenaan dengan hubungan antara unsur-unsur bahasa pada
satuan-satuan ujaran yang lain. Misalnya verba aktif, verba pasif.
Perhatikan contoh berikut :
Kalimat : Andi membuang sampah di Jalan.
Struktur : S P O
K
Adapun struktur bahasa dalam kajian psikolinguistik Abdul Chaer meliputi
:
1. Tata bahasa, dimana komponennya meliputi :
sintaksis, semantic dan fonologi.
·
Komponen sintaksis adalah urutan dan organisasi kata
(leksikon) yang membentuk frase atau kalimat dalam suatu bahasa menurut aturan
atau rumus dalam bahasa itu.
·
Komponen semantik adalah pemahaman akan kata-kata yang
di ucapkan.
·
Komponen fonologi adalah system bunyi suatu bahasa.
2. Struktur lahir dan struktur batin.
Didalam kaidah transformasi, setiap kalimat
yang dilahirkanmempunyai dua struktur, ini menurut linguistic generative
transformasi. Dimana dtruktur itu berupa :
·
Struktur dalam : struktur kalimat itu berada di dalam otak penutur
sebelum diucapkan.
·
Struktur luar : struktur kalimat itu ketika diucapkan dan dapat
didengar. Jadi, bersifat konkret.
Kita ingat
kembali pelajaran dahulu mengenai kaidah transformasi. Dimana didalamnya
dijelaskan kaidah-kaidah perubahan struktur kalimat. Misalnya dari kalimat
aktif ke pasif, transformasi tunggal yaitu mengubah bagian
atau sebuah kalimat menjadi bagian atau sebuah kalimat lain yang berbeda
strukturnya. Didalamnya akan mengalami proses penambahan (addition),
penghilangan (deletion), permutasi/ pertukaran/ pergerakan (permutation), dan
penggantian (substitution). [5] sedangkan
Samsuri dalam bukunya menjelaskan, dalam transformasi tunggal ada beberapa
kaidah transformasi : imperatif (penghapusan subjek), pertanyaan, fokus,
nominalisai, dan posesif, dll.
Perhatikan
contoh berikut ini :
1.
Murid itu mudah
diajar.
2.
Murid itu senang
diajar.
Kalimat 1 dan 2 struktur luarnya
sebagai berikut :






N Art A V
Dari diagram pohon diatas, struktur
luarnya persis sama antara kedua kalimat. Namun, kita sebagai penutur bahasa
Indonesia pasti bisa merasakan bahwa makna yang terkandung pada ke dua kalimat
itu jelas berbeda. Pada kalimat pertama
dominan terasa bahwa mudah pada kalimat pertaama ditujukan pada guru
yang mengajarnya. Sedangkan senang pada kalimat kedua, itu tertuju pada
siswa yang diajarkannya.
D. Proses
Berbahasa
Berbahasa merupakan salah satu perilaku
dari kemampuan manusia, sama dengan kemampuan dan perilaku untuk berfikir,
bercakap-cakap, bersuara ataupun bersiul. Bebahasa merupakan kegiatan dan
proses memahami dan menggunakan isyarat komunikasi yang disebut bahasa.[6]
Berbahasa merupakan gabungan dari dua
proses yaitu proses produktif dan proses reseptif. Proses produktif berlangsung
pada diri sang pembicara yang menghasilkan kode-kode bahasa yang bermakna dan
berguna. Sedangkan proses reseptif berlanglung pada diri pendengaryang menerima
kode-kode bahasa yang bermakna.
Proses rancangan bahasa produktif dimulai
dengan enkode semantik yakni proses penyusunan konsep, ide, atau pengertian.
Kemudian dilanjutkan dengan proses decode dramatikal yakni pemahaman bunyi itu
sebagai satuan gramatikal. Selanjutnya diteruskan enkode fonologi yakni
penyusunan unsure bunyi dari kode itu. Proses enkode ini terjadi pada otak
pembicara.
Proses decode dimulai dengan decode
fonologi yakni penerimaan unsure-unsur bunyi melalui telinga pendengar.
Kemudian dilanjutkan dengan proses decode gramatikal yakni pemahaman bunyi itu
sebagai satuan gramatikal. Lalu diakhiri dengan decode semantic yakni pemahaman
akan konsep-konsep atau ide-ide yang dibawa oleh kode-kode tersebut. Proses
decode ini terjadi pada otak pendengar.
Dari proses enkode dan decode ini terjadilah
proses transmisi, proses transmisi adalah proses pemindahan atau pengiriman
kode-kode yang terdiri atas ujaran manusia yang disebut bahasa. Proses ini
terjadi antara mulut pembicara sampai ke telinga pendengar. Proses enkode dan
decode ini terangkum dalam proses komunikasi.

![]() |

De Saussure
seorang linguis dari Swiss menyatakan bahwa proses bertutur atau tindak bahasa
itu merupakan rantai hubungan di antara dua orang atau lebih penutur A dan
pendengar B (Simanjuntak, 1987). Perilaku tuturan itu terdiri atas bagian fisik
yang terdiri atas mulut, telinga dan bagian dalam yaitu bagian jiwa atau akal
yang terdapat dalam otak bertibdak sebagai pusat penghubung. Jika A bertutur,
maka B mendengar dan jika B bertutur maka, A mendengar.[7]
Apabila kita menguasai suatu bahasa,
maka dengan mudah tanpa ragu ragu kita dapat menghasilkan kalimat kalimat baru
yang tidak terbatas jumlahnya. Teori semacam itu merupakan teori Chomsky. Teori
itu terutama menyangkut sepasang pembicara yang ideal dalam suatu masyarakat
bahasa, di mana kedua pembicara itu mempunyai kemampuan yang sama. Penutur dan
pendengar harus mengetahui bahasanya dengan baik. Terjadinya proses komunikasi
bahasa membutuhkan interaksi dari bermacam macam faktor, yaitu kompetensi
bahasa penutur dan pendengar sebagai pendukung komunikasi tadi. Chomsky
membedakan kompetensi bahasa, yaitu pengetahuan penutur tentang bahasanya dan
performansi yaitu penggunaan bahasa (menghasilkan dan memahami kalimat kalimat
dalam realitas).
Proses produksi kalimat itu pada
hakikatnya bermula dari makna dan kemudian pembicara mengantikannya dengan
bunyi bahasa. Hal itu sejajar dengan pemahaman makna yang bermula dari bunyi
bahasa dan pendengar menggantikannya dengan makna. Dalam menghasilkan kalimat
atau tuturan, urutan ketat antara tahap tahap semantik, sintaksis, dan fonetik
tidak perlu harus ditaati. Kadang kadang urutan itu bisa dilompati.
Dalam
proses memahamii tuturan, sebenarnya telah terjadi proses mental dalam diri
pendengar. Pendengar tidak hanya secara pasif mendaftar bunyi bunyi itu saja,
tetapi ia secara aktif memproses dalam pikirannya. Ada tuturan yang mudah
dipahami dan ada pula tuturan yang sukar dipahami. Tuturan itu sukar bagi pendengar
apabila tuturan itu tidak sesuai dengan harapan kebahasaannya dan jauh dari
batas psikologis tertentu. Pendengar merekonstruksi secara aktif bunyi-bunyi
bahasa dan kalimat dalam keselarasannya dengan harapan, baik secara kebahasaan
maupun secara psikologis.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas, maka dapat sekiranya kita membuat kesimpulan
:
1.
Menurut
kajian Abdul Chaer, bahasa itu satu system lambing bunyi yang bersifat arbitrer
yang digunakan oleh sekelompok masyarakat untuk berinteraksi dan
mengidentifikasikan diri. Jadi jelas didalam pengertian itu tersimpan hakikat
dari bahasa itu dan juga fungsinya.
2.
Sedangkan
asal-usul bahasa terjadi karena bunyi manusia itu terjadi melalui getaran yang
diakibatkan tekanan arus udara yang keluar dari paru-paru berinteraksi dengan
dua buah pita suara di kerongkongan yang kemudian dibentuk di tempat-tempat
tertentu dan dimodifikasi dengan cara tertentu sehingga akhirnya keluar melalui
mulut atau hidung. [8]
Kami ambil kesimpulan ini juga berdasarkan pendapannya F.B Condillac (Fisuf Perancis).
3.
Setiap
bahasa memiliki struktur bahasanya sendiri. Ada beberapa yang sama atau mirip
namun tiap bahasa pasti memiliki khas masing-masing terkait struktur bahasa.
Misalnya struktur bahasa Indonesia dan bahasa Arab, ada sedikit kesamaan namun
keduanya berbeda. Akan tetapi, setiap bahasa tentu memiliki komponen semantic,
fonologi, dan gramatika.
B.
Saran
Berhubung
kami hanya memfokuskan pembahasan kajian Abdul Chaer pada materi bahasa dan
berbahasa, disarankan bagi penulis selanjutnya untuk menambahkan kajian lain
yang masih terkait dengan materi bahasa dan berbahasa ini untuk dijadikan
referensi dan menjadikan pengetahuan baru bagi kita semuanya.
Daftar
Pustaka
Nasution, Ahmad Sayuti Anshari. Bunyi Bahasa Ilm Al-Ashwat
Al-Arobiyyah. 2010. Jakarta. AMZAH.
Chaer, Abdul. 2015. Psikolinguistik Kajian Teoritik.
Jakarta. Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. Linguistik Umum, Jakarta, 2012, PT RINEKA
CIPTA.
J.D Parera. 2009. Dasar-Dasar Analisis Sintaksis. Penerbit Erlangga.
Susantisyakrimun.blogspot.co.id/2015/11/makalah-bahasa-arab-struktur-bahasa.html.
Diunduh 4/12/17 pukul 10:03 am.
[1] Chaer, Abdul. Linguistik
Umum, Jakarta, 2012, PT RINEKA CIPTA, hlm. 31.
[2] Ibid. hlm.33-59
[3] Chaer, Abdul.
2015. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta. Rineka Cipta. Hlm.31-33.
[4]
Susantisyakrimun.blogspot.co.id/2015/11/makalah-bahasa-arab-struktur-bahasa.html.
Diunduh 4/12/17 pukul 10:03 am.
[5] J.D Parera.
2009. Dasar-Dasar Analisis Sintaksis.
Penerbit Erlangga. Hlm.103-104.
[6] Chaer, Abdul.
2015. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta. Rineka Cipta. Hlm.45
[7] http://walkthroughbahasaindonesia.blogspot.co.id/2014/01/proses-berbahasa-produktif-dan-reseptif.html. Diunduh 12
April 2017 Pukul 11:08 am.
[8] Nasution,
Ahmad Sayuti Anshari. Bunyi Bahasa Ilm Al-Ashwat Al-Arobiyyah. 2010. Jakarta.
AMZAH. Hlm.35